Kosong6 juli nol
empat belas, jam6 KURANG5
Soree ini mendung,
kayaknya emang mau hujan, anginnya sejuk banget masuk ke dalam rumah membuat
saya yang sedang nonton film "wendii" jd ngerasa nyaman.
Tapii lagi2,
nyamannya Cuma dirasa di luar aja, hati dan pikiran tetap mikirin satu lagi
proses yang gak slesai saya lewatin.
Sepertinya sekarang
saatnya saya harus lebih membesarkan hati lagi dari sebelumnya. Hati yang lebih
besar dan kuat lagi menerima setiap proses kehidupan yang sungguh gak bisa ditebak,
mulut yang harus lebih sering lagi beristigfar, bersholawat, serta bersyukur
kepada Allah, serta kaki yang harus lebih kuat lagi untuk melangkah ke lokasi2
peruntungan berikutnya.
Lagi….kata2 mungkin
itu harus keluar dari mulut saya ketika menerima kenyataan bahwa rezeki saya masi
belum datang. Mencoba peruntungan di salah satu lembaga perbankan terkemuka di
negeri, ternyata Allah menjawab doa saya yang selalu meminta untuk dikuatkan. Yaaa….Allah
mengabulkannya, dan Ia menguatkan saya. Saya harus kuat……
Sedikit menghibur
diri, saya membawa quotesnya bang Tere Liye, dan Alhamdulillah sore ini saya
nemu satu lagi quote luar biasa, ini isisnya
*Sajak
"Istigfar Lu Ndro"
Siapa yang pernah kehilangan harta benda?
Kehilangan HP, laptop, dompet?
Maka jangan pernah sekali-kali menyalahkan Allah
Berseru, "Allah tidak adil."
Istigfar Lu, Ndro
Allah terlalu kaya untuk mengambil harta kita
Dialah yang memiliki semesta alam
Siapa yang pernah kehilangan kesempatan?
Kesempatan sekolah, kesempatan pekerjaan?
Maka jangan sedikitpun menyalahkan Allah
Berseru, "Allah kejam sekali."
Istigfar Lu, Ndro
Allah terlalu pemurah untuk menutup kesempatan kita
Sungguh Dialah yang menciptakan kehidupan,
Yang darinya muncul berjuta kesempatan
Siapa yang pernah kehilangan orang yang disayangi?
Suami? Istri? Anak?
Maka jangan tergoda menyalahkan Allah
Berteriak, "Kenapa tidak aku saja?"
Istigfar Lu, Ndro,
Allah terlalu penyayang untuk mengambil orang yang kita sayangi
Dialah yang masih pengasih dan penyayang
Siapa yang pernah gagal rencananya?
Gagal semua yang sudah disusun?
Maka jangan pernah menyalahkan Allah
Marah2 bilang, "Sampai kapan? Puas?"
Istigfar Lu, Ndro
Allah terlalu sempurna rencananya untuk gagal
Dialah yang maha merencanakan,
dan pasti sempurna sudahlah
Lantas kenapa beban kehidupan itu datang?
Silih berganti terasa, menghimpit dada rupanya, dan membuat sesak?
Kemudian kenapa semua kejadian harus terjadi?
Membuat kaki melangkah berat, nafas menghela panjang?
Karena Allah mencintai kita.
Di mana-mana, tentu saja, cinta itu harus diuji.
Mengertilah, hal yang sangat sederhana ini
Allah mencintai kita, maka Allah menguji kita
Sungguh tidakkah kita ingin membalas cinta tersebut?
Dengan selalu mengingat, menyebut, bersama
Maka semoga kita bisa membalas rasa cinta itu dengan baik
Jadi berhentilah keliru sekali memahaminya
Siapa yang pernah kehilangan harta benda?
Kehilangan HP, laptop, dompet?
Maka jangan pernah sekali-kali menyalahkan Allah
Berseru, "Allah tidak adil."
Istigfar Lu, Ndro
Allah terlalu kaya untuk mengambil harta kita
Dialah yang memiliki semesta alam
Siapa yang pernah kehilangan kesempatan?
Kesempatan sekolah, kesempatan pekerjaan?
Maka jangan sedikitpun menyalahkan Allah
Berseru, "Allah kejam sekali."
Istigfar Lu, Ndro
Allah terlalu pemurah untuk menutup kesempatan kita
Sungguh Dialah yang menciptakan kehidupan,
Yang darinya muncul berjuta kesempatan
Siapa yang pernah kehilangan orang yang disayangi?
Suami? Istri? Anak?
Maka jangan tergoda menyalahkan Allah
Berteriak, "Kenapa tidak aku saja?"
Istigfar Lu, Ndro,
Allah terlalu penyayang untuk mengambil orang yang kita sayangi
Dialah yang masih pengasih dan penyayang
Siapa yang pernah gagal rencananya?
Gagal semua yang sudah disusun?
Maka jangan pernah menyalahkan Allah
Marah2 bilang, "Sampai kapan? Puas?"
Istigfar Lu, Ndro
Allah terlalu sempurna rencananya untuk gagal
Dialah yang maha merencanakan,
dan pasti sempurna sudahlah
Lantas kenapa beban kehidupan itu datang?
Silih berganti terasa, menghimpit dada rupanya, dan membuat sesak?
Kemudian kenapa semua kejadian harus terjadi?
Membuat kaki melangkah berat, nafas menghela panjang?
Karena Allah mencintai kita.
Di mana-mana, tentu saja, cinta itu harus diuji.
Mengertilah, hal yang sangat sederhana ini
Allah mencintai kita, maka Allah menguji kita
Sungguh tidakkah kita ingin membalas cinta tersebut?
Dengan selalu mengingat, menyebut, bersama
Maka semoga kita bisa membalas rasa cinta itu dengan baik
Jadi berhentilah keliru sekali memahaminya
Istigfar
Lu, Ndro
Setelah
ngebaca quote di atas, nyerrr….saya malu sama Allah. Tadi sesaat stelah membaca
papan pengumuman di tempat peruntungan, saya sedikit mem[ertanyakan menenai “apa
rencananya Allah terhadap diri saya, apa yang saya perbuat ini masi kurang
bagiNya?” saya menyesalll sekali sudah mengatakan hal demikian.
Allah
sudah menetapkan takdir umatNya jauh sebelum kita dilahirkan, jadi jika saat
ini belum, tunggu sampai saatnya tiba, inshaAllah akan diberikan yang terbaiik
di saat yang tidak pernah kita sangka sama sekali. Paling tidak saya dapat
bertahan dengan statement saya ini, “sesatu yang luar biasa di waktu yang tidak
pernah sama sekali saya sangka”. Saya bertahan dan sangat mempercai hal ini. Hingga
suatu saat hal ini benar2 terjadi J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar