Kamis, 11 Desember 2014

BENTUK NIKMAT



“Maka nikamat Tuhanmu mana lagi yang kau dustakan” ini adalah salah satu potongan dari surat A-Rahman. Kenapa potongan ayat itu yang saya jadikan sebagai kalimat pembuka, karena hampir semua orang akan melafalkan kalimat itu setiap kali mereka sedang mendapatkan nikmat kebahagiaan. Bahkan gak sedikit juga dari mereka yang menuliskan kalimat itu di dinding social media mereka.
Maka, lain halnya dengan saya. Potongan arti dari ayat QS.ArRahman tersebut selalu saya ingat bukan hanya ketika Allah sedang memberi nikmat kebahagiaan, tetapi ketika Dia meberi saya nikmat cobaan pun, kalimat itu slalu saya gemakan dari dalam hati saya.

Bicara tentang nikmat, Nikmat bukan hanya saat Allah sedang memberi kita sebuah rezeki atau kebahagiaan, tetapi sebuah ujianpun juga merupakan nikmat yang jauh lebih baik daripada sebuah kebahagiaan. Saya baru menyadari hal ini ketika saya duduk di bangku kuliah. Ada sebuah artikel yang memuat mengenai (initinya) nikmat Allah. Ternyata, emang betul, cobaan juga termasuk nikmat yang tidak bisa dipungkiri luar buasa faedahnya.
Berbagai cobaan yang datang disebut nikmat jika cobaan tersebut mampu menjadikan mental manusia menjadi lebih kuat. Menjadikan hati lebih kuat, dan sabar yang sungguh tidak berbatas. Cobaan, juga disebuat nikmat jika kita mampu membawa cobaan tersebut ke definisi yang positif, yang tidak ada keluh kesah di dalamnya, serta yang mampu menjadikan menusia berikir bahwa hidup tidak hanya tentang perkara baiknya saja.
Lalu, apakah nikmat cobaan bisa dijadikan sebagai ladang pahala?. Tentu bisa. Dulu, ketika saya masih kecil (saat masih SD). Papa saya selalu mengatakan bahwa, cobaan itu adalah ladang pahala, jadi sebagai seorang perempuan kamu harus mampu menjalankan apapun cobaan yang Allah kasih dengan ikhlas dan sabar. Tapi, karena saya masih menganggap bahwa hidup hanya tentang enak2nya saja, maka petuah papa saya itu hanya saya anggap angin lalu. Baru ketika saya memasuki bangku perkuliahan, saya mulai tau makna dari petuah papa tersebut.
Kita ambil contoh, ketika kita kehilangan kesempatan untuk mendapatkan sesuatu, padahal secara kemampuan kita mampu untuk memiliki sesuatu tersebut, namun karena Allah berkehendak lain, maka dengan cara yang sepele sekalipun sesatu itu gagal kita miliki. Lalu, dimana letak ladang pahalnya?.
Allah mengajarkan kepada umatNya untuk selalu bersabar ketika mendapat cobaan, dan kita mampu untuk bersabar adalah ketika disetiap helaan nafas selalu ada istighfar didalamnya. Sungguh luar biasa faedah dari kalimat istighfar ini, menjadikan sabar menjadi lebih tinggi lagi. Dan tanpa kita sadari, kita sudah beribadah dengan selalu melafalkan istighfar di setiap waktu (sesuai perintahNya), dan inipun merupakan pahala bagi kita yang senantiasa melakukannya.
Maka, nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kau dustakan. Jangan pernah mengeluah dan berputus asa dengan nikmat Allah, bagaimanapun jalan yang Dia berikan untuk kita, selalu ada makna dan hikmah dibaliknya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai umatNya yang berputus asa terhadap nikmatNya.
Wassalam…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar